KATAHATI.ID, JAKARTA— Pemerintah mendorong BUMN-BUMN, selain lewat Merah putih Fund, untuk berinvestasi berupa suntikan modal ke perusahaan rintisan atau startup lokal, dan hingga saat ini BUMN sudah memodali 336 startup lokal sebagai bagian dari program “Akselerasi Generasi Digital”.
Menteri BUMN Erick Tohir menyampaikan hal itu untuk menjawab permintaan Presiden Jokowi terkait pemberian modal kepada perusahaan rintisan atau startup lokal agar bisa bersaing di industri digital. Bahkan, lanjut Erick, beberapa startup yang mendapat suntikan modal dari BUMN kini telah menyandang status Unicorn. Seperti diketahui, unicorn adalah perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$1 miliar.
"Venture capiral yang ada di BUMN ini sudah berinvestasi kepada 336 start up. Yang memang kalau dilihat hari ini banyak juga yang sudah mulai menjadi Unicorn, Bapak (Jokowi)," kata Erick dalam acara pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9).
Menteri Erick menambahkan, Kementerian BUMN juga telah meluncurkan Merah Putih Fund yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2021 silam. Merah Putih Fund sendiri merupakan lembaga pelat merah yang difokuskan pada pembiayaan perusahaan rintisan atau startup lokal.
Erick menyampaikan, Merah Putih Fund sengaja dihadirkan untuk mengamankan market atau pasar Indonesia yang potensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, bukan untuk pertumbuhan ekonomi negara lain. "Tetapi dengan catatan foundernya orang Indonesia, perusahaannya harus beroperasi di Indonesia, bayar pajak di Indonesia, dan bisa tentunya diprioritaskan untuk go public di Indonesia," imbuhnya.
Akselerasi Generasi Digital
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan inisiatif “Akselerasi Generasi Digital”, sebuah gerakan kolaboratif untuk mendukung percepatan potensi digital, inovasi, dan perkembangan startup di Indonesia. Di dalamnya terdapat tiga program utama, meliputi Merah Putih Fund, Indonesia Digital Tribe, dan Microcredential.
Indonesia Digital Tribe adalah sebuah program edukasi ‘skill and mindset’ bertujuan untuk melahirkan generasi founder selanjutnya. Selain itu ditujukan untuk mengisi kebutuhan talenta di industri teknologi lokal yang tengah berkembang pesat. Sementara Microcredential berbentuk program magang untuk mendapatkan pengalaman langsung di perusahaan teknologi – bersinergi dengan program Kampus Merdeka yang diinisiasi Kemendikbudristek.
Merah Putih Fund sendiri merupakan inisiatif Kementerian BUMN untuk mengakselerasi startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn. Pemberian modal dan kolaborasi bisnis akan menjadi fokus, untuk menghasilkan sinergi di berbagai sektor industri.
Dalam fase pertamanya, Merah Putih Fund (MPF) akan menutup dana kelolaan $300 juta atau setara Rp 4,3 triliun yang didukung lima BUMN yaitu Telkom, Telkomsel, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Nantinya di tahap kedua MPF akan mengajak BUMN lain untuk berpartisipasi – juga beberapa perusahaan swasta berbasis di Indonesia, termasuk melibatkan Indonesia Investment Authority (INA).
4 Syarat Sinergi BUMN dan Startup
Oleh karena itu, Kementerian BUMN terus berinovasi untuk menangkap peluang bisnis baru di tengah perkembangan ekonomi. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sinergi dengan startup lokal untuk pengembangan kapasitas bisnis dari gempuran asing, yakni melalui program BUMN Startup Day 2022. "BUMN Stratup Day ini tidak lain bagaimana kita coba mendorong para BUMN ini juga mulai dekat kepada para startup," jelas Erick Thohir.
"Investasi di startup itu ada empat penilaian, pertama, founder track record atau rekam jejak pendiri, bukan founder yang loncat sana-sini, apalagi hanya melihat startup ini hanya bagian bisnis semata, bukan pakai hati," jelas Erick dalam pembukaan BUMN Startup Day di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022). BUMN tidak akan berinvestasi ke startup dengan rekam jejak pendiri yang tidak baik.
Kriteria kedua, ialah startup yang memberi solusii pada persoalan masyarakat dan juga memiliki market yang jelas.
"Ketiga, teknologinya mumpuni karena startup itu merupakan bisnis yang based on technology," ucap Erick.
Kriteria terakhir ialah terkait skema bisnis startup tersebut. Erick ingin adanya kejelasan terkait skema hingga stategi startup dalam berkembang. "Kalau misal bisnisnya mesti bakar duit itu berapa lama karena tidak mungkin bakar duit terus," kata Erick.
Dia menyampaikan, BUMN telah mempunyai venture-venture capital, seperti Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures milik Telkom, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, dan BNI Modal Ventura. Erick menyebut venture capital BUMN sejauh ini telah berinvestasi di 336 startup Soonicorn maupun Unicorn.
BUMN-BUMN, lanjut Erick, juga mendukung penuh Merah Putih Fund (MPF) dengan catatan bahwa pendirinya orang Indonesia, perusahaannya beroperasi dan membayar pajak di Indonesia, dan akan Go Public di Indonesia.