KATAHATI.ID, JAKARTA Kendati mendominasi pasar modal saat ini, Generasi muda --Milenial dan Gen-Z—ternyata memiliki tingkat literasi keuangan yang masih rendah. Mereka masih gagap menjalankan perencanaan keungan termasuk berinvestasi. Kenapa?
Padahal per Juni 2022, jumlah investor di pasar modal melampaui 9 juta. Jumlah investor pasar modal bertambah lebih dari 1,57 juta single investor identification (SID) atau meningkat 21% dari tahun lalu.“Dari total jumlah investor pasar modal Indonesia tersebut, sebanyak 81,74% di antaranya adalah investor muda,” jelas Direktur Utama BEI Inarno Djajadi.
Fakta tersebut terkonfirmasi dari hasil survey OCC NISP Financial Fitness Index 2022 (Indeks Kesehatan Finansial). Skornya memang naik menjadi 40.06 di 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 37,72.
Namun 78% generasi Milenial dan Gen-Z menyatakan belum paham produk investasi. Artinya, kesadaran mereka akan pentingnya menabung dan investasi belum dibarengi dengan penerapan cara menumbuhkan uang yang tepat.
Sebaliknya, hanya 9% generasi muda yang telah melakukan investasi. yang lebih terstruktur seperti reksa dana, saham, dan tabungan
berjangka. Dari aspek Perencanaan Keuangan, sebanyak 80% anak muda belum mencatatkan anggaran belanjanya.
OCC NISP Financial Fitness Index adalah riset tahunan dari CBC NISP untuk mengukur Kesehatan finansial masyarakat Indonesia. Riset ini dilaksanakan bulan April-Mei 2022, yang melibatkan 1.335 responden usia 25-35 tahun dari 5 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung & Makassar).
Data OCC NISP Financial Fitness Index tersebut mirip dengan hasil survey OJK pada 2019. Tingkat literasi nasional baru di angka 38,03%. Literasi Keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Memang ada sejumlah alasan kenapa tingkat literasi keuangan masih rendah di kalangan anak muda seperti kendala transformasi digital, dan skala prioritas mereka. Anak muda saat ini mungkin masih fokus mengumpulkan pendapatan (menjadi pekerja atau pengusaha), pusing memikirkan KPR, KPM, atau biaya-biaya lain. Realitasnya memang seperti itu kendati potensi mereka sangat besar.
Pasar Milenial di Indonesia
Menurut BPS pada 2020, jumlah penduduk Indonesia didominasi generasi Z (lahir 1997-2012) dan generasi Milenial (lahir 1981-1996) masing-masing berjumlah 75,49 juta jiwa dan 69,90 juta jiwa atau total keduanya mencapai 145,39 juta jiwa atau 53% dari total populasi Indonesia 276 juta jiwa.
Untuk menggarap pasar Milenial -generasi Z, diperlukan pemahaman psikografik/behaviour mereka termasuk cara mereka berwisata, mencari informasi seputar wisata, peran teman, lingkaran sosial, dan cara mengkonsumsi media termasuk FB, Instagram, Youtube, dan Tik Tok.
Pada saat yang sama pada 2030-2040 Indonesia akan menikmati bonus demografi yaitu jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan tidak produktif. Diperkirakan ada 205 juta penduduk produktif pada era 2030-2040. Ini adalah pasar yang sangat besar bagi Pariwisata Nusanfara.
Psikologi Uang
Terlepas data di atas, apakah anak muda atau investor canggih, nasihat Morgan Housel (The Psycology of Money) seputar pengelolaan uang sangat menarik. Menurut Mogan, Mengelola Keuangan yang baik tidak ada hubungannya dengan Kecerdassan Anda, tapi lebih banyak terkait dengan prilaku Anda. Dan prilaku sukar diajarkan bahkan kepada. orang yang sangat cerdas. Seorang jenius yang kehilangan kendali atas emosi bisa mengalami bencana keuangan. Dia mencontohkan kerakusan Rajat Gupta salah satu direktur Goldman Sachs, dan Bernard Maddof , penipu Skema Ponzi senilai US$64,8 miliar.