Startup

Model Bisnis di Dunia Nyata

coworking-unsplashjpg-unsplash

Model bisnis menggambarkan secara rasional bagaimana organisasi menciptakan, mendeliver, dan mencapture value (Alexander Osterwalder)

KATAHATI.ID, JAKARTA- Model bisnis saat ini berubah dengan cepat sesuai perubahan total dari landscape business terutama akibat pandemi covid-19 yang menciptakan disrupsi. Namun ada ada lima Model Bisnis utama yaitu Unbundling, Long Tail, Platform Banyak Sisi, Gratis, dan Model Bisnis Terbuka.  

Lalu apa definisi Model Bisnis?  Penulis Manajemen Joan Magretta menyebut Bisnis Model sebagai “Cerita yang Menjelaskan bagaimana perusahaan bekerja.” Pakar yang lain mendefiniskan Model Bisnis sebagai karakter-karakter  spesifik utama yang terbaik. Pengajar Harvard Business School, Clay Christensen mencontohkan  Model Bisnis perlu ditopang empat pilar yaitu customer value proposition, formulasi profit, sumberdaya kunci, dan proses bisnis utama

Jadi, Model Bisnis akan menentukan apakah kerjaaan bisnis bisa bertahan atau runtuh. Model bisnis Anda bisa memberi perbedaan antara keberhasilan di tingkat global dan kegagalan yang menyedihkan. Tanya saja orang-orang di balik Xerox914. Pada tahun 1959, prosess pengeringan pertama, foto kopi kertas polos, adalah pengubah permainan (game changer). Namun biayanya yang enam kali dari harga produk alternatif membuat mitra potensial urung menyentuhnya.

Karena itu, perusahaan kemudian mengembangkan model bisnis baru. Ketimbang menjual mesin fotocopy, mereka menyewakan mesin itu dengan tarif US$95 per bulan dan mengenakan tarif beberapa sen per copy untuk pengerjaan lebih dari 2.000 lembar copy per bulan. Berkat kecepatan dan kenyamanan mesin 914 ini, pelanggan bisa segera mengcopy puluhan ribu lembar dalam periode yang sama. Mesin fotocopy yang tadinya tidak bisa dijual tiba-tiba menjadi mesin pencetak uang.

Alexander Osterwalder ingin memantik pemikiran semacam itu dengan mengembangkan metode untuk melakukan hal itu. Business Model Canvas (Kanvas model bisnis)nya, yang berupa template grapis sederhana, menggambarkan 9 komponen yaitu Customer Segments, Value Propositions, Distribution Channels, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, dan Costs Structure.

Setiap elemen mewakili cakupan bisnis secara penuh, sedangkan tata letak membuka pemikiran bagaimana setiap elemen menyatu satu dengan lain. Anda bisa mengisi kanvas di papan tulis sebagaiman dijelaskan di buku Osterwarlder dan Yves Pigneur, Business Model Generation. Atau Anda bisa bermain secara interaktif menggunakan aplikasi Business Model ToolBox untuk iPad.

Kanvas Model Bisnis dari Alexander Osterwalder
Osterwalder, pengusaha ceking asal Swis, yang meraih gelar Doktor dari Universitas Lausanne, menciptakan Kanvas Model Bisnis setelah melakukan studi literatur atas seluruh model bisnis yang ada.“Begitu banyak definisi,” jelasnya. “ Kami mensintesakan setiap elemen menjadi model baru dengan menempatkan hal-hal yang paling penting. Kemudian kami mengujinya dengan melibatkan para pengusaha.”
Ide tersebut kemudian menyebar secara cepat mulai dari Eropa Utara hingga AS . 3M dan Deloitte ikut menerapkan metode ini, yang diadopsi dari gerakan Lean Startup. Steve Blank lalu memasukkannya ke dalam program kewirausahaan.
Metode Osterwalder itu memberi kejelasan dan kesederhanaan terhadap topik tradisional yang masih kabur. Penggunaan aplikasi di iPad memungkinkan mengambar dan mengevaluasi model bisnis dalam beberapa menit dengan cara menempatkan catatan yang ditempel di Kanvas.Kemudian mengkaji opsi dan mengisinya dalam angka-angka perkiraan. Dengan mengetuk layar tablet, Osterwalder secara cepat menunjukkan aplikasi seharga US$29 tersebut tidaklah mungkin menciptakan bisnis yang layak. Karenanya, dia menambahkan perangkat online yang sesuai dengan cara berlangganan bulanan.

Aplikasi Model Bisnis ToolBox di iPad
Osterwalder memakan sendiri kerak tipis Pizza miliknya. Dia dan Pigneur mendesain model bisnis yang unik untuk Business Model Generation. Mereka mengundang anggota komunitas Business Model Hub nya untuk berkontribusi secara gratis dan kemudian berkembang lewat tulisan. Komunitas tersebut merevisi teks, desain, dan struktur untuk persiapan soft launching tatap muka di Amsterdam. Dengan demikian, buku itu mempunyai 470 penulis yang dibayar untuk sebuah peluang sebesar US$243.


Menurut pandangan Osterwalder, aplikasi dan berikutnya portal: Strategyzer.com, merupakan awal dari generasi baru perangkat lunak bisnis yang lebih didedikasikan untuk memformulasi strategi ketimbang mengeksekusinya. Perangkat ini akan membantu eksekutif menemukan bisnis model baru, merevisinya untuk menjawab tantangan dari perubahan, serta mengelola portofolio dari bisnis yang berbeda dalam sebuah korporat yang besar.
Mulai dari sekarang, renungkan: Dengan Kanvas Model Bisnis cukup sederhana untuk menggambar di papan tulis dan cukup kuat untuk memfokuskan kembali cara Anda melihat bisnis.

5 Model Bisnis Utama

Kendati variasi Model Bisnis sangat beragam, Alexander Osterwalder & Yves Pigneur mengelompokan Molel Bisnis dalam lima Model Bisnis utama yaitu Unbundling, Long Tail, Platform Banyak Sisi, Gratis, dan Model Bisnis Terbuka.  

 Model Bisnis Unbundling (terurai)  menyatakan ada tiga jenis bisnis yang secara fundamental berbeda yaitu Hubungan Pelanggan, Bisnis Inovasi Produk, dan Bisnis Infrastruktur. Masing-masing memiliki desain ekonomi, kompetisi, dan budaya yang berbeda. Ketiganya dapat berada dalam satu perusahaan tapi idealnya terurai dalam entitas terpisah untuk menghindari konflik. Contoh penerapan Model Bisnis ini adalah di Industri Telekomunikasi.

 Model Bisnis Long Tail  adalah tentng menjual sedikit dari banyak jenis produk. Model ini berfokus pada penawaran sejumlah besar produk ceruk yang jarang terjadi. Contoh dari Model Bisnis ini ada di industri buku, musik digital dan Lego.

 Model Bisnis Platform Banyak Sisi merupakan model bisnis yang mempertemukan dua atau lebih kelompok pelanggan yang berbeda tapi saling tergantung. Contoh penerapan dari Model Bisnis ini adalah Model Bisnis Google dan Apple.

 Model Bisnis Gratis , memungkinkan paling tidak ada satu segmen pelanggan utama yang secara terus menerus mendapat manfaat penawaran gratis. Pelanggan gratis ini didanai/disubsidi oleh segmen pelanggan lainnya. Contoh penerapan Model Bisnis ini adalah Skype, Open Sources dan Iklan.

Model Bisnis Terbuka dapat digunakan perusahaan untuk meciptakan nilai melalui kolaborasi dengan mitra luar secara sistematis.  Model Bisnis ini bisa terjadi dari Dalam ke Luar atau dari Luar ke Dalam. Contoh dari Model Bisnis ini terjadi di Procter & Gamble dan Innocentive.

 Sumber:
(1)Ted Greenwald Contributor/http://www.forbes.com/sites/tedgreenwald/2012/01/31/business-model-canvas-a-simple-tool-for-designing-innovative-business-models/#2663ed1377c8
(2) Business Model Generation, 2010 (Alexander Osterwalder & Yves Pigneur)