Tempe: Hadiah Indonesia untuk Dunia
KATAHATI.ID, JAKARTA— Industri tempe, makanan tradisional Indonesia, tidak hanya berkembang di Indonesia tapi mulai menyebar ke Eropa dan Asia. Ada ambisi menjadikan tempe menjadi produk global yang bergizi seperti halnya KFC, Pizza, sushi, dan kari. Peran netizen, pendekatan imiah -teknologi dan diaspora menjadi penting.
Tempe Siap Go Global
Penyebaran tempe saat ini telah meluas menjangkau berbagai kawasan. Masyarakat Eropa cukup lama mengenal tempe. Yang pertama memperkenalkan tempe kepada publik Eropa adalah imigran asal Indonesia yang menetap di Belanda. Melalui Belanda, keberadaan tempe menyebar ke negara Eropa lain seperti Belgia dan Jerman. Tercatat, tempe cukup populer di beberapa negara Eropa sejak 1946.Tempe juga diproduksi dan dijual di mancanegara. Dalam karya William Shurtleff dan Akiko Aoyagi, The Book of Tempeh : A Cultured Soyfood, dimuat bahwa tempe diproduksi di berbagai negara mulai dari AS, Kanada, Meksiko, Belgia, Austria, Republik Ceko, Finlandia, Paris, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swiss, Afrika Selatan, India, dan Inggris hingga Australia dan Selandia Baru.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menerbitkan standar tempe, yakni: SNI 3144:2009, Tempe Kedelai. SNI ini merupakan revisi dari SNI 01– 3144–1998, Tempe kedele. SNI 3144:2009 dirumuskan oleh Panitia Teknis 67–04 Makanan dan minuman. Standar ini telah dibahas melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 27 November 2008 di Jakarta.
Karena itu, ada peluang besar untuk mengangkat tempe menjadi industri besar yang mengglobal. Peluang itu terbuka dengan disetujuinya usulan standar tempe yang diajukan
Indonesia pada siding Codex Alimentarius Commission (CAC) ke-34 di Jenewa 9 Juli 2011 lalu. Pada siding tersebut, tempe berhasil disahkan sebagai new work item di CAC. Indonesia memiliki waktu 4-5 tahun untuk mengembangkan standar tempe.
Kelak, apabila Indonesia mampu mengembangkan standar tempe di tingkat Internasional, maka terbuka peluang besar untuk mengembangkan industri tempe modern di seluruh dunia, dengan standar yang dikembangkan oleh Indonesia. Jadi, ini merupakan kesempatan emas sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk membuat tempe “ go global”.
Tempe:Ekonomi Kerakyatan
Dewasa ini, di Indonesia terdapat sekitar sekitar 81.000 usaha pembuatan tempe yang memproduksi 2,4 juta ton tempe per tahun. Industri tempe menghasilkan sekitar Rp. 37 triliun nilai tambah.
Dari data yang dimiliki Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti), dari 2,2 juta ton per tahun kebutuhan kacang kedelai dalam negeri, hanya 600.000 ton yang mampu dipenuhi oleh petani kedelai lokal. Sementara 1,6 juta ton lainnya mesti diimpor dari AS. Dari 1,6 Juta ton itu, sekira 80% diolah menjadi tempe dan tahu, sementara 20% lainnya untuk penganan lain seperti susu kedelai.
Dari catatan ini, industri tempe cukup memberi nilai bagi perekonomian rakyat. Pengembangan standar tempe dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan produsen tempe. Sebab, pada dasarnya standar tempe yang sedang dikembangkan bertujuan untuk membantu industri tempe nasional dalam memproduksi tempe yang bermutu baik dan tahan lama.
Sejarah dan Perkembangan Tempe
Banyak makanan tradisional berbahan baku kedelai sebetlnya berasal dari China. Sebut saja tahu, kecap, tauco. Namun tidak untuk Tempe.Tempe tidak berasal dari China, tapi berasal dari Indonesia. Memang, tidak jelas kapan pertama kali tempe mulai dibuat. Namun demikian, sejak berabad-abad silam makanan tradisonal ini sudah
dikenal oleh masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta
dan Surakarta.
Dalam manuskrip Serat Centhini ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal “Tempe”. Kata Tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan Bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal dari mana kata “tempe” beawal.
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai sekitar 6,45 kg. Umumnya, masyarakat Indonesia mengkonsumsi tempe sebagai panganan pendamping nasi. Dalam perkembangannya, tempe diolah dan disajikan sebagai aneka panganan siap saji yang diproses dan dijual dalam kemasan. Kripik tempe, misalnya, adalah salah satu contoh panganan populer dari tempe yang banyak dijual di pasar.
Tempe Eksis di Luar Indonesia
Penyebaran tempe telah meluas menjangkau berbagai kawasan. Masyarakat Eropa cukup lama mengenal tempe. Yang memperkenalkan tempe kepada masyarakat Eropa adalah imigran asal Indonesia yang menetap di Belanda. Melalui Belanda, keberadaan tempe menyebar ke negara Eropa lain seperti Belgia dan Jerman. Tercatat, tempe cukup populer di beberapa negara Eropa sejak tahun 1946. Di AS , Tempe populer sejak pertama kali dibuat oleh Yap Bwee Hwa pada tahun 1958. Yap Bwee Hwa merupakan orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun 1926 dan mulai diproduksi secara komersial sekitar 1983.
Sejak 1984 sudah tercatat terdapat beberapa perusahaan tempe di Eropa, di Amerika, dan di Jepang. Di beberapa negara (seperti: Selandia Baru, India, Kanada, Australia, Meksiko, dan Afrika Selatan), tempe
juga dikenal, sekalipun di kalangan terbatas.
Pabrik tempe Indonesia pertama di China, 2021
Pabrik tempe Indonesia pertama di China diresmikan di kota Shanghai pada 19 Januari 2021. Pabrik dengan bendera Seastar Foods Co Ltd ini bertempat di kawasan food processing di Songjiang distric, Shanghai.
Produk industri tempe pertama ini bernama Rusto Tempeh. Inisiasi pendirian pabrik ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia di China yang cukup besar, tapi juga untuk mempromosikan tempe sebagai salah satu ikon penting produk makanan Indonesia di negara tersebut.
“Seastar Foods menyampaikan apresiasi dan merasa bangga kepada pihak pimpinan perusahaan dan timnya yang sudah berhasil membuka jalan dalam mempromosikan tempe sebagai makanan khas Indonesia di pasar China melalui Shanghai,” kata Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, seperti dikutip dari keterangan tertulis pada (21/1/2021).
Tempe saat ini sudah banyak dijual di pasar online China seperti Taobao dan Alibaba.com. Namun jumlahnya masih terbatas, dan hanya dikenal oleh kalangan penggemar makanan tempe yang merantau ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tempe di Jepang dan Meksiko
Rustono merupakan pengusaha tempe di Jepang. Pabriknya berada di kaki bukit di luar Kota Kyoto, Jepang. "Saya Rustono, pengusaha tempe di Jepang, saya lahir di Grobogan (Jawa Tengah), saya punya dua pabrik salah satunya di belakang saya," katanya, dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (9/6/2021). Rustono memperlihatkan suasana di seputar pabriknya yang terletak di tengah pegunungan, banyak pohon pinus dengan sungai kecil tak jauh dari situ.
"Inilah mimpi kami. Banyak hadiah dari alam. Kayu bisa untuk bakar boiler, air pegunungan untuk proses pembuatan tempe," katanya.
"Kami memproduksi 10.000 bungkus (setiap lima hari) dan dikirim ke lebih 1.000 titik di Jepang, meliputi restoran, katering, sekolah untuk makan siang, hotel, toko-toko Asia, orang Indonesia di Jepang, maskapai penerbangan dan masih banyak lagi," katanya lagi.
Tak hanya Rustono, berjarak hampir 12.000 kilometer dari Jepang, Seorang Perempuan Luisa Velez mengolah dan memproduksi tempe di Kota Meksiko.
Di kemasan tempe yang diproduksinya ada tulisan berbahasa Spanyol, "Hadiah Indonesia untuk dunia" "Saya Luisa Vélez, saya membuat tempe. Saya jatuh cinta dengan tempe ketika pertama kali mencoba di Yogyakarta," katanya.
Tempe Movement : Keluarg Winarno
Dari kalangan movement, kini ada Tempe Movement, sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberikan akses kepada lebih banyak orang tentang sumber makanan bergizi, ramah lingkungan, dan terjangkau. Gerakan ini bermula dari Bapak Teknologi Pangan Indonesia, Prof. Florentinus Gregorius Winarno di Yogyakarta pada 2015. Selanjutnya diikuti oleh dua orang keluarga lainnya, anak dan cucu Prof. FG Winarno, yaitu Wida Winarno dan Amadeus Driando Ahnan-Winarno. Drianndo kini kian giat mengkampanyekan Tempe.
Tempe Movement pertama kali muncul di media sosial pada tahun 2015. Namun, gerakan ini sudah dirancang sejak tahun 2014. "Tempe Movement awalnya merupakan kelanjutan dari sebuah konferensi, yaitu International Conference on Tempe 2015 di Jogjakarta," tutur Driando. Secara terpisah, ketiganya mendapat pencerahan bahwa tempe merupakan bahan makanan yang luar biasa (superfood).
Bagaimana cerita Aawal mula kemunculan Tempe Movement?. "Saya waktu itu terobsesi body building kan, saya mau six pack, saya mau punya otot sebanyak-banyaknya dan lemak sedikit," jelas Driando.
Dia kemundian sudah mencoba berbagai macam sumber protein seperti susu, daging, dan telur. Namun, protein tersebut membuatnya “enek”. Ia kemudian menemukan data ilmiah bahwa tempe memiliki potensi sebagai sumber protein yang sama seperti daging. Kandungan protein dan kalsium pada tempe setara bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi. Selain itu, kandungan lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi.
Dirinya mencoba untuk menyebarluaskan informasi baik seputar kandungan nutrisi pada teman-teman yang berusia muda. Namun, teman-temannya tidak percaya dan mengganggap bahwa Tempe bukanlah makanan yang keren dan relevan. Apalagi untuk asupan body building.
Sementara tu di tahun yang sama, ibu Driando, Wida Winarno sedang menjalani S2 dan mengikuti kuliah tentang fermentasi tradisional. Dalam kuliahnya, Wida menemukan bahwa tempe memiliki manfaat yang luar biasa untuk pencernaan. Di sisi lain, Prof. FG Winarno mengikuti semacam orasi ilmiah. Kolega Prof. fg Winarno juga mendapatkan hasil penelitian terbaru tentang manfaat tempe untuk pencernaan.
Dari situ, mereka bertiga sepakat untuk melakukan “sesuatu”. Ide awalnya adalah membentuk konferensi ilmiah. Driando berinisiatif membuat konferensi ilmiah untuk anak muda. Namun, setelah konferensi tersebut berakhir, Driando dan Ibunya berpikir bahwa dukungan untuk tempe ini seharusnya masih ada. "Jangan sampai ini berenti di sini hanya di ranah ilmiah, oleh karena itu kita berubah formatnya menjadi gerakan," ujar Driando.
Melalui gerakan Tempe Movement, Driando bersama ibu dan kakeknya bisa menampung berbagai macam bidang untuk menggerakan misi yang sama dengan tujuan mempromosikan tempe. Driando tidak sengaja mengunggah postingan di media sosial pada 2015 dengan tagar tempechallenge untuk menantang diri sendiri dengan hanya mengonsumsi tempe sebagai sumber protein. Saat itu, postingan tersebut bisa dikatakan viral sehingga ia berpikir bahwa media sosial bisa menjadi wadah yang tepat untuk mengenalkan tempe. Driando lantas membuat akun Instagram dan Facebook untuk Tempe Movement dan mulai membuat ilustrasi kartun untuk menjelaskan manfaat tempe secara ilmiah. Sementara Driando mengenalkan tempe melalui sosial media, sang ibu berkeliling untuk mengajarkan workshop Tempe.
Memperkenalkan Tempe ke-13 negara
Saat kuliah di luar negeri, Driando mulai memperkenalkan Tempe di AS dan negara sekitarnya yang juga dibantu oleh ibunya. Hingga kini, Tempe Movement sudah mengenalkan tempe ke 13 negara termasuk Indonesia. Ke-13 negara tersebut adalah Indonesia, Australia, Korea Selatan, Amerika, Inggris, India, Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, Ekuador, Brasil, dan Kanada.
Dari berbagai negara tersebut, Tempe Movement memiliki kolaborasi dengan beragam bentuk. Ada beberapa negara yang mengundangnya untuk mengisi sebuah acara, ada juga negara yang memiliki satu pengurus untuk menekuni gerakan tempe di negara tersebut. Sampai saat ini gerakan Tempe Movement masih terus berlanjut untuk mengumandangkan tempe sebagai superfood dari Indonesia.
Ayo dukung Tempe Kita dengan makan Tempe setiap hari!
(Dari berbagai sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe; https://indonesiabaik.id/infografis/tempe-mendunia); https://www.youtube.com/watch?v=Wi9KL-avIWU)å